Kereta api saat ini bukan hanya sebagai alat transportasi yang dapat mengantarkan kita dari satu tempat ke tujuan yang kita hendaki saja, namun terlebih lagi kereta api saat ini telah menjadi salah satu sarana rekreasi ataupun hanya sabatas pelepas kepenatan di tengah beratnya kehidupan saat ini.
Tanpa kita sadari banyak sekali tempat dan kehidupan yang dapat kita lihat dan nikmati sepanjang perjalanan menggunakan kereta api. Dan diakui atau tidak terkadang salah satunya dapat membuat kita tersenyum, tertawa atau bahkan takjub ketika disuguhi pemandangan alam yang luar biasa.
Sampai pertengahan abad ke 19 Bandung merupakan sebuah kota kecil yang sunyi di pegunungan, daerah Bandung dan sekitarnya merupakan area perkebunan teh, kopi dan kina. Sejak diresmikannya penggunaan Stasiun Bandung pada 16 Juni 1884, sebagai simbol terhubungnya kota Bandung dengan dunia luar dan symbol kemajuan teknologi saat itu, maka perjalanan ke Jakarta yang biasanya dilakukan dengan Pedati dan memerlakukan waktu berhari-hari sekarang biasa dilakukan siang hari dengan cepat aman dan nyaman.
Agar Kota Bandung juga terhubung dengan kota besar lainnya, yaitu Surabaya dan Yogyakarta, maka pembangunan jalan Kereta Api dilanjutkan kearah timur dan selesai pada tahun 1894. Dengan demikian Kota Jakarta Via Bandung langsung terhubung dengan Yogyakarta dan Surabaya oleh transportasi Kereta Api. Penumpang dari Jakarta yang akan menuju Yogyakarta ,dan Surabaya harus overstappen (berganti Kereta Api) di Bandung. Tidak sedikit penumpang yang beristirahat sejenak di Kota Bandung yang kemudian berakibat pada munculnya berbagai hotel dan penginapan serta restoran dan took-toko di kota ini. Perekonomian tumbuh pesat seiring dengan naiknya jumlah penumpang Kereta Api yang singgah dan menginap di Bandung.
Hotel yang cukup terkenal saat itu diantaranya adalah Hotel Grand National. Hotel ini sering dipakai untuk menginap pembesar-pembesar dan pejabat tinggi pemerintahan Kolonial Belanda. Dikemudian hari, hotel terkenal ini dijadikan sebagai kantor pusat Staatspoorwegen atau Perusahaan kereta Api Negara, bahkan hingga detik ini pun PT Kereta Api Indonesia masih menggunakan gedung ini sebagai kantor pusatnya.
Karena jalur Kereta Api Jakarta-Bandung via Bogor dirasakan kurang memadai, maka dibangunlah jalur Kereta Api alternatif melalui Cikampek dan Purwakarta. Pembangunan jalur ini selesai pada tahun 1906 dan hubungan ke Jakarta menjadi lebih cepat lagi dari sebelumnya. Pembangunan jalur Kereta Api menuju Bandung melalui Cikampek dan Purwakarta ini ternyata lebih sulit dari pada pembangunan jalur Kereta Api sebelumnya melalui Bogor dan Cianjur, hal ini dikarenakan medan yang dilaluinya didominasi oleh pegunungan, bukit, lembah dan sungai sehingga memerlukan banyak sekali inovasi untuk melaluinya.
Salah satunya adalah terowongan Kereta Api Sasaksaat yang terletak 30 Km. sebelah barat kota Bandung. Terowongan yang mulai di bangun pada tahun 1902 dan selesai pada tahun 1903. Terowongan membelah bukit Cidepong di Kampung Sasaksaat, desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Pekerjaan membuat terowongan ini dilakukan secara manual dengan mengerahkan ribuan pekerja yang berbekalkan pahat. Selain terowongan yang memiliki panjang 950 meter ini, ada pula jembatan Kereta api Cikubang, yang merupakan Jembatan dengan struktur baja terpanjang di Asia tenggara saat ini dan bahkan di asia pada saat jembatan ini dibuat. Jalur Kereta api dari daerah sasaksaat menuju Bandung di dominasi oleh jembatan baja yang sangat tinggi, hal ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa pada saat itu, bahkan hingga kini.
No comments:
Post a Comment